Tuesday, November 20, 2018

Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

Metode Analytic Hierarchy Process (AHP)

1. Pengertian Analytic Hierarchy Process (AHP)
Analytic Hierarchy Process (AHP) awalnya dirancang untuk memecahkan masalah keputusan multi kriteria yang rumit (Saaty, 1980))dalam(Jati, 2010). AHP ini merupakan metode yang digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan yang kompleks dan tidak terstruktur menjadi beberapa komponen dalam susunan hirarki. Menurut (Saragih, 2013) metode AHP ini sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut: 1) Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam.2) Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.

2. Prinsip Dasar Analytic Hierarchy Process (AHP)

Dalam memecahkan persoalan dengan analisa berfikir logis, menurut (Saifulloh & Asnawi, 2015) antara lain :
2.1 Decomposition (membuat hirarki)
Sistem yang kompleks dan mudah dipahami dengan memecahkannya menjadi elemen-elemen yang lebih kecil dan mudah dipahami. Berikut struktur hirarki ditunjukkan pada Gambar 1.
 
Gambar 1 Struktur Hirarki
2.2 Comparative Judgement (penilaian kriteria dan alternatif)
Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan. Untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat diukur menggunakan tabel analisis seperti tabel 1 berikut:

Tabel 1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan

Nilai
Arti
Penjelasan
1
Sama Penting (Equal importance)
Dua elemen menyumbangnya sama besar pada sifat itu
3
Sedikit Lebih Penting ( Slightly more importance )
Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas elemen lainnya
5
Jelas lebih penting ( Materially more importance )
Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen lainnya
7
Sangat jelas penting ( Significantly more importance )
Satu elemen dengan kuat disokong, dan dominannya telah terlihat dalam praktek
9
Mutlak lebih penting ( Absolutely more importance)
Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan
2,4,6,8
Ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan (compromise values)
Kompromi diperlukan antara dua pertimbangan
1/3,1/5
Kebalikan
Misalnya A dibanding B menghasilkan 3, maka B dibanding A menghasilkan 1/3


2.3 Synthesis of priority (Menentukan Prioritas)
Menentukan prioritas dari elemen-elemen kriteria dapat dipandang sebagai bobot/kontribusi elemen tersebut terhadap tujuan pengambilan keputusan. AHP melakukan analisis prioritas elemen dengan metode perbandingan berpasangan antar dua elemen sehingga semua elemen yang ada tercakup. Prioritas ini ditentukan berdasarkan pandangan para pakar dan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap pengam- bilan keputusan, baik secara langsung (diskusi) maupun secara tidak langsung (kuisioner)
2.4 Logical Consistency (konsistensi logis).
Konsistensi memiliki dua makna yakni 1) objek-objek yang serupa bisa dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. 2)  menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.Oleh karena itu untuk dapat menghasilkan solusi yang konsisten diperlukan konsentrasi dan seorang expert untuk dapat melakukan penilaian yang objektif sehingga solusi yang dihasilkan dianggap konsisten. Adapun penghitungan   konsistensi   logis   dilakukan   dengan   mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Mengalikan matriks awal dengan nilai bobot proritas bersesuaian.
2.      Menjumlahkan hasil perkalian per baris.
3.    Hasil    Penjumlahan    tiap    baris    dibagi    nilai    bobot    prioritas bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan.
4.      Hasil C dibagi jumlah elemen, akan didapat λmaks.
5.      Indeks Konsistensi (CI) 
 
6.      Rasio Konsistensi
 
(Sumber : Mufizar, dkk. 2017)

Dimana RI = Indeks Random konsistensi merupakan rata-rata CI yang dipilih secara acak, adapun nilai dari RI pada Tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 2Nilai Indeks Random



N
2
3
4
5
6
7
........
RIn
0
0,58
0,90
1,12
1,24
1,32



Sumber :


Jati, H. (2010). “Decision Support System for Managing and Determining International Class Program : Ga and AHP Approach.” Journal of Education, 3(1), 11–32.
Mufizar, T., Anwar, D. S., & Dewi, R. K. (2017). Pemilihan Calon Penerima Bantuan Siswa Miskin Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process ( AHP ). Citec Journal, 4(1), 30–44
Saifulloh, & Asnawi, N. (2015). “Analisis Keakuratan Metode AHP dan Metode SAW terhadap Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Beasiswa.” Jurnal Ilmiah DASI, 16(1), 96–100.
Saragih, S. H. (2013). “Penerapan Metode Analitycal Hierarchy Process ( AHP ) Pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Laptop,” 4(2), 82–88.





EmoticonEmoticon

Popular Posts